2 Menit Kita Hidup Di Dunia. Hidup
ini terasa singkat kalau kita mendapatkan kesenangan di dunia. Itu adalah
kesenangan yang sangat singkat. Kalau kita menderita itu sebenarnya penderitaan
yang sangat amat singkat. Sekali lagi hanya sehari atau setengah hari saja atau
lebih singkat lagi. Sama sekali tidak sebanding dengan yang akan kita alami
setelah kematian.
Mari
kita buktikan betapa singkatnya umur manusia di dunia.
Besaran waktu menjadi teka-teki yang susah dipahami
hingga kini. Sedangkan hidup manusia di dunia terfungsikan oleh waktu. Itulah
yang membatasi antara satu kehidupan dengan kehidupan yang lain.
Waktu
menurut para ahli adalah besaran untuk mengukur jejak perubahan yang terjadi
pada benda atau zat. Kita sendiri menjadi bukti dari definisi ini. Masih
ingatkah kita ketika kecil bermain-main dengan ayah, ibu, ataupun teman teman
sebaya kita, namun saat ini mungkin kita telah dewasa dan orang tua kita juga
menjadi renta. Semua beban ini hanya bisa dijelaskan oleh perjalanan waktu.
Perbedaan Pendapat Antara Ilmuan Barat dengan Ilmuan Muslim
Sebelum era Albert Einstein banyak para ilmuan barat beranggapan bahwa waktu itu absolut, waktu sama saja dimanapun dan apapun acuannya. Hal ini berbeda dengan apa yang di uraikan Al-Qimni, seorang ilmuan muslim yang hidup pada abad ke-9 M.
Dalam
salah satu karyanya, Al-Qimni telah mengungkapkan dasar-dasar teori
relativitas. waktu, ruang gerakan dan benda semuanya relative tidak absolut. Ia
juga menyatakan bahwa waktu hanya insis dengan gerakan, benda dengan gerakan,
gerakan dengan benda.
Jika
ada gerakan sangat perlu benda, jika ada sebuah benda sangat perlu gerakan. Hal
ini juga sampai pada kesimpulan bahwa sesuatu itu tidak dapat dinilai kecil
atau besar secara absolut, tetapi hanya dapat dinilai lebih kecil atau lebih
besar dalam hubungan kepada objek yang lain.
Kemudian
pada abad-20 Albert Einstein mengeluarkan mosculat yang menyatakan bahwa waktu
bersifat relative tergantung kepada acuannya.
Einstein
mencontohkan jika seorang laki-laki mengobrol dengan yang sudah tua, ber-uban
dan keriput mengobrol satu jam seperti satu abad, sedangkan jika mengobrol
dengan yang masih muda, cantik dan anggun mengobrol 5 detik bisa terasa 5 jam,
hal seperti itulah relativitas, begitulah ilustrasi yang diberikan Einstein.
Dan
rentetan kejadian yang dijadikan acuan untuk menentukan waktu saat ini adalah
perputaran bumi mengelilingi matahari, atau perputaran bulan mengelilingi bumi.
Mulai dari detik, jam , hari, minggu, bulan dan tahun, mengacu pada pergerakan
benda tersebut.
Dalam
surat Al-Mu’minun ayat 112-114 Allah menceritakan dialognya dengan seoraang
manusia dan manusia itu menjawab bahwa ia hanya hidup satu atau setengah hari
atau mungkin kurang dari itu. Ayat ini menjelaskan tentang relativitas waktu.
Manusia yang hidupnya di dunia ±70 tahun ketika ditanya Allah ia menjawab
hidupnya hanya satu hari atau setengah hari, kemudian ditimpali oleh Allah
bahwa hidupnya hanya sebentar saja, sangat sebentar. Hal ini depertegas oleh
Allah SWT dalam surat An-Nazi’at ayat 46:
“Pada hari mereka
melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia)
melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” (QS. An Nazi’at:46)
ayat
ini menjelaskan bahwa saat menjalani hari kebangkitan manusia baru menyadari
akan durasi waktu hidup yang dirasakan ketika di dunia, ternyata sangatlah
singkat bahkan lebih singkat lagi, hanya selama waktu sore atau pagi hari.
Jika
waktu sore dimulai dari jam 3 dan diakhiri pada jam 6 berarti kita meresa hidup
3 jam, dan jika pagi hari dimulai jam 7 dan selesai jam 11, berarti kita merasa
hidup selama 4 jam, tentu saja lebih sebentar dari ayat sebelumnya.
Ketika
di hari akhirat kelak dimensi waktu Allah berlaku. Hidup di dunia seakan lebih
singkat lagi.
Allah
Ta’ala berfirman:
Dan (ingatlah) akan
hari (yang diwaktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu)
seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari,
(di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk. (QS.
Yunus : 10)
Ketika
kita dikumpulkan Allah swt di padang mahsyar setelah di bangkitkan kelak, waktu
begitu panjang, sangat panjang dan sangat sulit. Saat itulah manusia, kita akan
merasakan betapa singkatnya hidup kita di dunia. Saat itu kita baru menyadari
ternyata jika dibandingkan dengan durasi waktu didunia, rasanya hidup di dunia
hanya sesaat, saat siang hari saja .
Sekarang
mari kita coba untuk menghitung perbandinagan lama hidup kita dengan versi
akhirat. Dalam beberapa hadis shahih disebutkan bahwa manusia menunggu di
padang mahsyar selama 50.000 tahun dan Allah ta’ala berfirman ketika
menceritakan malaikat yang naik menghadap Allah dalam sehari yang nilainya sama
dengan 50.000 tahun, informasi ini ada dalam surat Al Ma’arij ayat 4. 50.000
tahun berarti 50 milenium berarti 500 abad dan manusia berada di padang mahsyar
selama itu, hanya menunggu dan menunggu. Menunggu apa? Menunggu terminal
berikutnya yaitu hari pengadilan Allah SWT, hari pertanggung jawaban semua amal
perbuatan selama di dunia.
Menghitung Kita Hidup Di Dunia
Jika
dihubungkan dengan singkatnya masa manusia di dunia, maka dengan rata-rata umur
60 atau 70 tahun dibandingkan dengan 50.000 tahun maka jika sehari senilai
50.000 tahun maka 60 atau 70 tahun hanyalah berkisar di angka 2menit. ya,
itulah umur hidup kita di dunia. Tentu wajar, amat besar penyesalan bagi
orang-orang yang menyia-nyaiakan dua menit tersebut. Dua menit yang disia-siakan.
Apalah artinya bersenang-senang dua menit tapi kemudian di siksa berjam-jam,
apalagi bertahun-tahun. Maka wajar juga jika mereka meminta di hidupkan kembali
ke dunia, pantas saja untuk menebus waktu dua menit tersebut. Namun penyesalan
tinggal penyesalan, semua telah selesai. Hari itu tiada lagi amal yang ada
hanyalah pembalasan. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang kelak akan
menyesal tersebut.
Hai orang-rang yang
beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS. Al-Hasyr : 18)
Selanjutnya - Orang Yang Terlaknat Oleh Allah dan Rasul