Janji Allah di Malam Lailatul Qadr
Telah menjadi
sunnatullah untuk mengistimewakan salah satu makhluknya dibandingkan yang lain.
Seperti Allah Ta’ala memilih Nabi Muhammad SAW sebagai manusia terbaik dari
seluruh manusia. Seperti juga Allah memilih Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan
Masjidil Aqsa dibanding masjid-masjid lainnya. Seperti juga Allah memelihara
hari jum’at dibandingkan hari-hari lain. Seperti juga Allah memilih bulan
Ramadhan di bandingkan bulan-bulan lainnya, dan di bulan mulia itu Allah memilih
malam lailatul qadr sebagai malam terbaik yang nilainya lebih tinggi daripada
1000 bulan. Keistimewaan malam ini juga bisa dilihat dari satu surat yang
secara khusus membahas tentang malam penuh keselamatan tersebut dan Allah Ta’ala
membuka surat Al Qadr dengan nada bertanya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al
Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu”. (QS. Al Qadr: 1-2)
Disebut malam
kemuliaan, karena siapapun yang menghidupkannya akan memperoleh kemuliaan yang
besar, karena malam tersebut bernilai lebih baik dari 1000 bulan. Sebagaimana
yang disebutkan dalam surat AL Qadr ayat
3:
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan”
Qadr juga
berarti sempit, sehingga lailatul qadr berarti malam yang sempit. Disebut malam
yang sempit karena banyaknya malaikat yang turun pada malam tersebut, sehingga
memenuhi seluruh penjuru langit.
Allah Ta’ala berfirman:
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” (QS. Al Qadr
: 4)
Bahkan Allah
menjanjikan bagi siapa saja yang menghidupkan malam lailatul qadr dengan shalat
akan mendapatkan pengampunan dari dosa.
Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam
lailatul qadr karena iman dan mengharap ridha dari Allah maka dosa-dosanya yang
telah lalu akan diampuni” (HR. Bukhari)
Lalu Kapan Terjadinya Malam Tersebut?
Nabi SAW
bersabda:
“Carilah lailatul qadr pada 10 malam
terakhir dari bulan Ramadhan” (HR. Bukhari)
Nabi juga bersabda:
“Carilah lailatul qadr dari 10 malam
terakhir dari bulan Ramadhan pada 9, 7, 5 malam yang tersisa” (HR. Bukhari)
Selain itu, Imam
Ibnu Hajar dan banyak para ulama menyatakan bahwa malam lailatul qadr selalu
berpindah-pindah setiap tahunnya. Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam
ke 27, atau mungkin juga pada tahun berikutnya terjadi pada malam ke 25, itu
semua tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Dan dari keseluruhan malam
ganjil memang ada beberapa malam yang berpeluang besar terjadi lailatul qadar
yaitu pada malam ke-7 malam terakhir.
Sebagaimana sabda rasulullah SAW:
“Aku lihat mimpi kamu (sahabat) telah menempati
di tujuh malam terakhir, sesiapa yang mencarinya, maka carilah ia di tujuh
malam terakhir.” (HR Bukhari dan Muslim)
Tanda Malam Lailatul Qadr
Rasulullah SAW juga
menyebutkan beberapa tanda lailatul qadar yang bisa di amati diantaranya, udara
di sekitar terasa tenang.
Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Lailatul qadr adalah malam yang penuh
kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas juga tidak begitu dingin. Pada pagi
hari matahari tidak bersinar begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Qayamisi
dan Baihaqi)
Tanda lainnya, malaikat turun
dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan
merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak di dapatkan pada hari-hari yang
lain. Kemudian sebagian orang mungkin dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada
sahabat. Tanda lainnya sebagaimana di sebutkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah
matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih.
Do'a Malam Lailatul Qadr
Ada sebuah do’a yang di anjurkan
oleh Rasulullah SAW untuk di baca ketika malam lailatul qadar, sebagaimana yang
di riwayatkan oleh Aisyah bahwa beliau berkata:
“Katakan
kepadaku wahai Rasulullah apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah
lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya? Beliau menjawab: ‘Katakanlah :
Allahumma innaka ‘afuwwut tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni’. Yang berarti : ‘Ya Allah
sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf. Maafkanlah aku.’”(HR.
Tirmidzi).
Artikel lengkap baca di Musallamun.com/Musallamun.blogspot.com
Artikel lengkap baca di Musallamun.com/Musallamun.blogspot.com