“Barangsiapa yang
mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat subuh dan ashar) maka dia akan masuk
surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dua
shalat ini, yaitu shalat subuh dan ashar memiliki keutamaan yang begitu besar,
tak tanggung-tanggung surga menjadi balasan bagi mereka yang taat menjaga
shalat wajib lima waktu termasuk shalat subuh dan ashar.
Meremehkan Shalat Subuh Terancam Masuk Golongan Orang Munafik
Namun
sayang, tidak sedikit dari mereka yang mengaku muslim menganggap remeh shalat
subuh, seringkali telat dalam menunaikannya sebab semalam tidur terlalu larut,
adapula yang saat kumandang adzan subuh terdengar jelas ditelinganya dia lebih
senang menarik kembali selimutnya melanjutkan tidur, tidak sedikit pula yang
bangun dipagi, hari namun hal pertama yang dia ingat bukanlah Allah bukan pula
shalat subuh tapi justru smartphone nya, dengan rajin ia cek satu per satu
pesan yang masuk atau rutinitasnya di jejaring sosialnya sembari
bermalas-malasan diatas kasur.
Jika
prilaku ini terus terjadi tanpa ada upaya memperbaiki diri, saat itu juga ia
tengah terancam masuk ke dalam golongan orang munafik. Sebagaimana sabda
Rasulullah saw:
“Sesungguhnya shalat
yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan
shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka
akan mendatanginya keduanya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Begitupula shalat ashar
Tak
sedikit umat islam yang meremehkan shalat ini sebab terlalu sibuk dengan
aktivitas duniawi. Saat adzan ashar berkumandang ia mengulur pelaksanaanya
dengan pekerjaan yang harus diselsaikan sebelum waktu kerja usai bila tidak BOS
akan memarahinya, namun saat pekerjaanya selesai tepat setelah jam pulang
kantor bukan shalat ashar yang menjadi prioritasnya akan tetapi adalah
bagaimana sesegera mungkin sampai dirumah, ironisnya ia tiba dirumah saat adzan
magrib telah berkumandang sehingga ia tak punya waktu sedetikpun untuk
menunaikan shalat ashar. Na’udzubillah
Ketika
seseorang sengaja menunda-nunda pelaksanaan shalat ashar tanpa ada udzur yang
dibenarkan oleh syari’at, maka hal ini mirip dengan ciri-ciri orang munafik
yang disebutkan oleh Nabi saw:
“Itulah shalatnya
orang munafik, (yaitu) duduk mengamati matahari. Hingga ketika matahari berada
di antara dua tanduk setan (yaitu ketika hampir tenggelam), dia pun berdiri
(untuk mengerjakan shalat ashar) empat raka’at (secara cepat) seperti patukan
ayam. Dia tidak berdzikir untuk mengingat Allah, kecuali hanya sedikit saja.”
(HR. Muslim).
Surga
adalah tempat untuk segala kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, terdengar
telinga, bahkan terbayang dilogika. Disana ada kuba, pohon disurga yang jika
penunggang kuda tercepat memacu kudanya selama seratus tahun belum juga keluar
dari reliefnya. Surga itu bertingkat dan berpintu-pintu, begitu pula kelas di
Neraka kelak, setiap dosa akan berbeda siksaannya. Ada Neraka Wail, sebuah
lembah panas dengan air mendidih dari tanah dan darah haid pezina bagi yang
selalu menunda shalat. Sedang bagi yang berani tidak shalat tersedia Neraka
Saqar yang siksaannya ter-amat dahsyat.
Allah
ta’ala berfirman:
“kecuali golongan
kanan. Berada didalam surga, mereka saling tanya tentang (keadaan) para
pendosa. “Apakah yang menyebabkan kalian masuk ke Neraka Saqar ?” Mereka
menjawab: dahulu kami tidak termasuk para penunai shalat..”. (QS. Al-Mudattsir:
39-43).
Balasan Bagi yang Menjaga Shalat Wajib
Berbeda
dengan mereka yang menjaga shalat wajibnya termasuk diantaranya shalat subuh
dan ashar, Allah akan lindungi mereka dari siksa api neraka.
Rasulullah
saw bersabda:
“Tidaklah akan masuk
neraka orang-orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu
shalat subuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).”
(HR.Muslim).
Secara
khusus Rasulullah saw memperingatkan kita akan ancaman bagi yang tidak
menunaikan shalat ashar, bahkan Allah akan menghapus pahala amal yang telah
dikerjakannya dihari itu.
“Barang siapa yang
meninggalkan shalat ashar, maka terhapuslah amalannya.” (HR. Bukhari).
waktu pergantian malaikat pencatat amal siang dan malam
Keistimewaan
lain dari dua waktu shalat ini ialah bertepatan dengan waktu pergantian
malaikat pencatat amal siang dan malam, dikedua waktu shalat inilah mereka
silih berganti menghadap Allah dengan membawa amal perbuatan manusia sepanjang
siang dan malam.
Bayangkan
ketika kita bekerja dengan penuh semangat, seluruh amanah dikerjakan sebaik
mungkin. Tiba-tiba ada siding dari pimpinan tempat kita bekerja, pada saat itu
kita bersyukur karena ketika ada sidang kita sedang mengerjakan pekerjaan
secara baik dan penuh semangat. Begitupula alangkah baiknya jika saat malaikat
pencatat amal itu naik kelangit guna melaporkan amal perbuatan kita mereka
tengah menyaksikan kita sedang menunaikan shalat subuh atau ashar dengan
khusyu.
Rasulullah
saw bersabda:
“Para Malaikat malam
dan Malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat
shalat Fajar (Subuh) dan ‘Asha. Kemudian Malaikat yang menjaga kalian naik ke
atas hingga Allah bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan
mereka (para hamba-Nya), ‘Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan
hamba-hambaKu?’ Para Malaikat menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan
sedang medirikan shalat. Begitupula saat kami mendatangi mereka, mereka sedang
mendirikan shalat’.” (HR. Muslim).
Walau
hanya dua raka’at, pahala shalat subuh yang dikerjakan oleh seorang muslim
Allah ta’ala setarakan pahalanya dengan pahala shalat qiyamulail semalaman
penuh.
“Barangsiapa yang
shalat isya berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh
malam. Dan barang siapa yang shalat subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah
shalat seluruh malamnya.” (HR Muslim).
Shalat Wustha
Dalam
Al-Qur’an, Allah memberi nama khusus bagi waktu shalat ashar dengan nama shalat
Wustha, sebagai bentuk kemulian Allah dalam shalat ini. Sebagai mana Allah
berfirman:
“Jagalah
shalat-shalat kalian dan shalat Al Wustha.” (QS Al Baqarah : 238).
Shalat
ashar dinamakan shalat wustha sebab shalat ashar adalah shalat pertengahan yang
berada diantara dua kelompok shalat, yaitu shalat subuh dzuhur dan shalat
maghrib isya. Bagi orang yang menjaga shalat ashar, Allah ta’ala akan lipat
gandakan pahala ibadahnya, hingga dua kali lipat.
“Sesungguhnya shalat
ini (Shalat ashar) pernah diwajibkan kepada umat sebelum kalian, namun mereka
menyia-nyiakannya. Barang siapa yang menjaga shalat ini maka baginya pahala dua
kali lipat dan tidak ada shalat setelahnya sampai terbitnya sya’I (yaitu
bintang).” (HR. Muslim).
Sunnah Di Waktu Pagi dan Petang
Setelah
mengetahui keutamaan shalat subuh dan shalat ashar, maka ini beberapa sunnah
yang bisa kita amalkan di waktu pagi dan petang.
Waktu Pagi
Pagi
hari adalah saatnya memanfaatkan waktu untuk melakukan aktivitas, semisal
bekerja, mencari rezeki maupun belajar. Rasulullah saw pernah memanjatkan do’a
keberkahan untuk umatnya: “Allahumma
Baarik Li Ummati Fii Bukuriha” (“Ya Allah Berjahilah Untuk Ummatku Waktu Pagi
Mereka.”)(HR Abu Dawud At-Tirmidzi An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Hikmah
dikhususkannya waktu pagi dengan do’a keberkahan lantaran inilah waktu
dilakukannya berbagai aktivitas manusia dan cara palin utama adalah dengan
mengikuti tuntunan Rasulullah saw, seperti disipilin tidur tepat waktu dimalam
hari, kaitannya adalah pada prilaku waktu bangun pagi kita yang tidak benar.
Jika kita pada saat bangun tidak merasa semangat maka disiang harinya kita juga
tidak bersemangat, terlebih jika kita bangun kesiangan akibat semalam begadang
menonton live pertandingan bola atau semacamnya di televisi, imbasnya shalat
subuh kesiangan, terlambat berangkat ke kantor, ngantuk ketika bekerja dan
berbagai hal tidak mengenakan lainnya yang membuat aktivitas hariannya kurang
produktif. Oleh sebab itu Rasulullah saw memberikan tuntunan pada kita. Beliau
saw terbiasa tidur malam di awal waktu, bila tidak ada hal penting yang
dikerjakan selepas shalat isya beliau akan langsung tidur kemudian bangun dipenghujung
malam untuk melaksanakan shalat Qiyamul lail (Shalat malam).sebagaimana
dikatakan dalam hadis:
“Bahwasannya
Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wa sallam tidur pada awal malam dan bangun pada
pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat”. (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Saat
kita bangun dipagi hari, hal pertama yang baiknya kita lakukan adalah berdzikir
mengingat Allah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah swt karena Allah
telah membangunkan kita dari tidur. karenanya sangat dianjurkan bagi kita untuk
membaca do’a bangun tidur sebagaimana Rasulullah saw ajarkan:
“Alhamdullillahilladzi
Ahyana Ba’da Maa Amaatana Wa Ilaihin Nusyuur” (Segala puji bagi Allah yang
menghidupkan kami selepas mematikan kami dan kepadanya kami akan kembali.)(HR.
Bukhari)
Cara Melepaskan Lilitan Setan Di Waktu Bangun Tidur
Saat
kita tidur, setan mengikatkan belenggunya ke leher kita seraya menghalangi kita
agar malas bangun malam untuk melaksanakan qiyamul lail dan membuat bangun kita
kesiangan. Sehingga ketika adzan subuh berkumandang, kita seringkali telah
terbangun dari tidur namun seolah-olah mata serasa sangat berat dan tubuh
terasa sangat malas untuk bangkit, disinilah pentingnya segera berdzikir
mengingat Allah saat bangun tidur kemudian bangkit untuk segera berwudhu dan shalat
subuh.
Sebab saat itu setan laknatullah mengikatkan tiga belenggunya pada kita. Sebagaimana sabda Rasulullh saw:
Sebab saat itu setan laknatullah mengikatkan tiga belenggunya pada kita. Sebagaimana sabda Rasulullh saw:
“Setan melihat leher
seseorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur dengan setiap
lilitan setan membisikan ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’ Apabila ia bangun
dan mengingat Allah maka lepslah lilitan itu, Apabila ia berwudhu lepaslah
lilitan kedua, kemudian apabila ia shalat lepaslah lilitan ketiga sehingga ia
menjadi bersemangat tetapi kalau tidak (dilakukan) ia akan terbawa lamban dan
malas” (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu Petang
“Jika malam datang
menjelang atau kalian berada di sore hari maka tahanlah anak-anak kalian karena
sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari
waktu malam maka lepaskan mereka. Tutuplah pintu dan berdzikirlah kepada Allah
karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula
wadah minuman dan makanan kalian dan berdzikirlah kepada Allah walaupun dengan
sekedar meletakan sesuatu di atasnya matikanlah lampu-lampu kalian!” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari
hadis terebut kita bisa mendapat pelajaran mengenai adab-adab yang sebaiknya
dilakukan oleh setiap muslim disaat waktu maghrib tiba.
Pertama,
Menahan anak-anak untuk tetap di dalam rumah saat petang hari. Dikhawatirkan
anak-anak yang tengah asik bermain pada waktu tersebut terkena gangguan jin.
Terlebih mayoritas anak-anak belum mengerti bagaimana cara berdzikir yang dapat
melindungi mereka dari gangguan jin.
Rasulullah
saw mengingatkan kita untuk melaksanakan adab-adab ini agar menjadi sebab Allah
menjaga keselamatan diri, anak serta harta kita dari gangguan setan, baik setan
dari golongan jin maupun manusia.
Setan Takut Ketika Di Bacakan Basmallah
Sebagaimana
juga disebutkan dalam hadis shahih bahwa ketika seseorang membaca basmallah
ketika masuk rumahnya, maka setan berkata tidak ada tempat bermalam bagi kita
malam ini. Maksudnya ialah setan tidak memiliki kekuatan untuk bermalam dirumah
yang banyak disebut Asma Allah didalamnya.
Itulah
pentingnya senantiasa mengingat Allah sehingga kita dapat menghindarkan diri
dari gangguan setan. Sebab itulah jauh dari mengingat Allah adalah faktor utama
yang menjadikan seseorang terkena gangguan jin.
Barangsiapa yang berpaling
dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan
(yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. (QS. Az-Zukhruf: 36)
Bila
kita tak cepat kembali mengingat Allah dan bertaubat, maka setan pun akan
membuat kita semakin asyik dengan kemaksiatan yang kita lakukan tersebut.
Demi Allah Sesungguhnya kami telah mengutus Rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk). Maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (QS. An-Nahl: 63)
Selanjutnya - Hijab Akhir Zaman