Miskin atau Kaya, Mana yang Lebih Utama?

miskin atau kaya

Semua sudah ditakdirkan Allah SWT

Rezeki terkadang seperti misteri. Semakin dikejar malah menjauh, tidak dikejar malah datang, maka sering terdengar ucapan sehari-hari "memang belum rezeki". Ungkapan ini ada benarnya, mengingat segala sesuatu memang sudah jadi ketetapan Allah SWT.
Jauh sebelum manusia diciptakan, Allah telah menetapkan segalanya, tidak ada apapun yang bergerak, jatuh, mengalir, melambai dan bahkan kapas yang melayang sekalipun kecuali telah di tetapkan ketetapannya oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:
"Allah telah menetapkan takdir semua makhluk lima ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi". (HR Muslim)

Lebih jauh, Nabi SAW menjelaskan bagaimana Allah menentukan bagian rezeki semua manusia:

"Kemudian di kirimkan malaikat untuk meniupkan ruh kepada janin itu. dan malaikat itu di perintah dengan empat perkara yaitu agar mencatat rezekinya, ajalnya, perbuatannya. dan mencatat apakah janin ini adalah manusiayang beruntung ataukah manusia yang merugi".(HR Muslim)

Keutamaan orang kaya

Orang yang mendapat anugrah kekayaan harta memiliki keutamaan tersendiri di sisi Allah SWT. hal itu terjadi jika dia giat memanfaatkan hartanya untuk di infakkan di jalan kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Quran dan As Sunnah) ia menunaikan dan mengajarkannya." (HR Bukhari dan muslim)

Amalan mengejar ketertinggalan dari orang kaya

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa orang-orang fakir dari kalangan muhajirin datang kepada Rasulullah SAW mereka berkata :
"Orang-orang yang kaya dengan harta selalu mendapatkan kedudukan tinggi dan nikmat terus menerus. mereka salat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpusa, mereka memiliki kelebihan harta sehingga ia bisa pergi berhaji, berumrah, berjihad serta bersadaqah", beliau SAW bersabda: "Maukah kuberitahu pada kalian jika kalian mau mengamalkannya maka kalian akan mengejar ketertinggalan dari orang-orang kaya dan tidak ada yang mendapati setelah itu engkau akan mendapatkan kebaikan lebih dari mereka kecuali jika mereka mengamalkan yang semisal. Amalkanlah tasbih, tahmid dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali". Kami pun berselisih, sebagian kami bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 33 kali. Aku pun kembali menghadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lantas beliau mengatakan, "Berdzikirlah dengan menyebut "Subhanallah, Walhamdulillah, Wallahu Akbar" dari setiap dzikir itu 33 kali." (HR. Bukhari dan Muslim)

Keutamaan orang miskin yang sabar

Kemiskinan juga memiliki keutamaan saat ia mau bersabar. keutamaan itu berlaku tentunya kelak di masa yang akan datang, yaitu pada hari pembalasan, dimana hisab atau perhitungan orang miskin tidaklah sebanyak dengan apa yang akan dilalui oleh orang yang memiliki harta kekayaan, dan oleh karena hisab yang ringan di hari kiamat maka disebutkan bahwa kebanyakan penduduk surga kelak adalah orang-orang miskin yang beriman.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli surga itu? Mereka itu adalah setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para manusia tetapi jika ia bersumpah atas nama Allah pastilah Allah mengabulkan apa yang disumpahkannya. Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli neraka itu?  Mereka itu adalah setiap orang yang keras, kikir, dan gemar mengumpulkan harta lagi sombong" (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang miskin mendahului orang kaya masuk surga

"Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya, yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun" (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)


Keutamaan orang kaya yang bersyukur

Akan tetapi di lain hal, orang kaya yang bersyukur juga memiliki banyak keutamaan, dan semua keutamaannya itu bersimpuh pada manfaat bersedekah yang dapat mereka lakukan, dimana orang miskin dalam hal ini tidak leluasa melakukannya.

Allah SWT berfirman:
"Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya" (QS. Ali Imran: 92)

Jadi, mana yang lebih utama? Orang miskin yang bersabar atau orang kaya yang bersyukur?

Umar bin Khattab r.a. pernah berkata "miskin dan kaya, kedunya adalah kendaraan dan aku tidak peduli manakah yang aku naiki".

Keutamaan seseorang tidak mengacu pada kondisinya antara menjadi miskin atau kaya, namun yang menjadi perhitungan adalah nilai ketaqwaan seseorang kepada Allah.

Allah SWT berfirman:
"Hai manusia, sesungguhnya aku menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorng perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mengenal. (QS. Al Hujurat : 13)

Cobaan orang-orang yang beriman

Kaya dan miskin hanyalah ujian dan cobaan atas orang-orang yang beriman. Kedua keadaan ini tidak menghalangi siapapun untuk beramal shaleh dan bertaqwa kepada Allah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Yang tercela adalah tidak bersabar dalam kekurangan dan menjadi angkuh, tidak bersyukur jika diberi nikmat.

Artikel lengkap baca di Musallamun.com/Musallamun.blogspot.com

Postingan terkait: